lt;/div>
Sumber: Merdeka.com
KORAN KOMPLIT, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, masyarakat saat ini menyesal memilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden di Pilpres 2009. Din juga mengaku tak masalah jika muka-muka lama kembali maju di Pilpres 2014.
"Mereka punya hak konstitusi, Mega, Jusuf Kalla, Wiranto, Prabowo, bukan berarti kesempatan mereka tertutup. Waktu itu rakyat terpesona pada sosok SBY, walau sebagian saat ini menyesal karena permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini," kata Din saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (19/12).
Din menilai, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Menurutnya, Indonesia membutuhkan calon pemimpin yang mumpuni dan handal untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
"Saya mengusulkan kriteria lain yang dapat menciptakan solidaritas, mampu persatukan kemajemukan Indonesia, baik suku, agama, dan lainnya," kata Din.
Karenanya dia menilai, aturan Presidential Threshold yang menyatakan bahwa calon presiden dapat mencalonkan di Pilpres jika mendapat dukungan dari 20 persen kursi di parlemen sangat menyulitkan Indonesia mendapatkan pemimpin baru.
Dia berharap, di Pilpres mendatang muncul sosok baru yang dapat membawa Indonesia dalam kemajuan.
"Punya komitmen moral, tidak membebaskan dirinya dari korupsi, bisa mengatasi masalah bukan lari dari masalah, ini harus menjadi kesadaran bersama," pungkasnya.
"Mereka punya hak konstitusi, Mega, Jusuf Kalla, Wiranto, Prabowo, bukan berarti kesempatan mereka tertutup. Waktu itu rakyat terpesona pada sosok SBY, walau sebagian saat ini menyesal karena permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini," kata Din saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (19/12).
Din menilai, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Menurutnya, Indonesia membutuhkan calon pemimpin yang mumpuni dan handal untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
"Saya mengusulkan kriteria lain yang dapat menciptakan solidaritas, mampu persatukan kemajemukan Indonesia, baik suku, agama, dan lainnya," kata Din.
Karenanya dia menilai, aturan Presidential Threshold yang menyatakan bahwa calon presiden dapat mencalonkan di Pilpres jika mendapat dukungan dari 20 persen kursi di parlemen sangat menyulitkan Indonesia mendapatkan pemimpin baru.
Dia berharap, di Pilpres mendatang muncul sosok baru yang dapat membawa Indonesia dalam kemajuan.
"Punya komitmen moral, tidak membebaskan dirinya dari korupsi, bisa mengatasi masalah bukan lari dari masalah, ini harus menjadi kesadaran bersama," pungkasnya.
Sumber: Merdeka.com
Berkomentarlah yang cerdas dan santun no spam sesuaikan dengan apa yang anda baca dan lihat