lt;/div>
KORAN KOMPLIT -California - Sejumlah akun Twitter ditutup setelah memamerkan gambar pelecehan seksual terhadap anak. Munculnya gambar-gambar itu secara terbuka diduga terjadi setelah sekelompok peretas mengaku telah masuk dan merusak akun mereka untuk mengekspos konten tidak senonoh yang semula ditutupi.
Sedikitnya setengah lusin akun Twitter dinonaktifkan. Kini, para pemilik akun tengah diselidiki di Amerika Serikat, tempat mereka berdomisili.
Lembaga perlindungan eksploitasi anak di dunia maya, The Child Exploitation and Online Protection Centre (CEOP), juga mengatakan telah menerima sekitar 30 laporan, yang berkaitan dengan setidaknya empat akun.
Seorang juru bicara lembaga ini menyatakan, Twitter diwajibkan oleh hukum untuk mengirimkan perincian dari setiap akun yang berisi gambar tidak senonoh itu pada aparat yang berwenang, dalam hal ini The National Centre for Missing and Exploited Children (NCMEC).
"NCMEC kemudian akan meneruskan informasi untuk penyelidikan bagi penegakan hukum di negara lain tempat pengguna atau anak-anak yang diyakini berisiko tinggal," katanya.
Pihak berwenang pertama kali mengendus munculnya gambar-gambar itu sekitar pukul 11.30 kemarin. Rupanya, pada jam yang sama peretas membuka sejumlah akun pribadi yang sebelumnya tersembunyi dari pandangan publik.
Beberapa jam kemudian, Twitter mengakui kecolongan. Dalam pengumuman resminya mereka menulis, "Kami tidak menoleransi pornografi anak di Twitter. Begitu ada gambar sejenis, kami akan menghapusnya tanpa pemberitahuan lebih dahulu."
Sumber : Tempo.co
KORAN KOMPLIT -California - Sejumlah akun Twitter ditutup setelah memamerkan gambar pelecehan seksual terhadap anak. Munculnya gambar-gambar itu secara terbuka diduga terjadi setelah sekelompok peretas mengaku telah masuk dan merusak akun mereka untuk mengekspos konten tidak senonoh yang semula ditutupi.
Sedikitnya setengah lusin akun Twitter dinonaktifkan. Kini, para pemilik akun tengah diselidiki di Amerika Serikat, tempat mereka berdomisili.
Lembaga perlindungan eksploitasi anak di dunia maya, The Child Exploitation and Online Protection Centre (CEOP), juga mengatakan telah menerima sekitar 30 laporan, yang berkaitan dengan setidaknya empat akun.
Seorang juru bicara lembaga ini menyatakan, Twitter diwajibkan oleh hukum untuk mengirimkan perincian dari setiap akun yang berisi gambar tidak senonoh itu pada aparat yang berwenang, dalam hal ini The National Centre for Missing and Exploited Children (NCMEC).
"NCMEC kemudian akan meneruskan informasi untuk penyelidikan bagi penegakan hukum di negara lain tempat pengguna atau anak-anak yang diyakini berisiko tinggal," katanya.
Pihak berwenang pertama kali mengendus munculnya gambar-gambar itu sekitar pukul 11.30 kemarin. Rupanya, pada jam yang sama peretas membuka sejumlah akun pribadi yang sebelumnya tersembunyi dari pandangan publik.
Beberapa jam kemudian, Twitter mengakui kecolongan. Dalam pengumuman resminya mereka menulis, "Kami tidak menoleransi pornografi anak di Twitter. Begitu ada gambar sejenis, kami akan menghapusnya tanpa pemberitahuan lebih dahulu."
Sumber : Tempo.co
Berkomentarlah yang cerdas dan santun no spam sesuaikan dengan apa yang anda baca dan lihat